Baru 5 Tahun, Rumah Bonsai Indonesia Sudah Punya 52 Cabang Kepengurusan
Doc. dukcapil |
Yogyakarta - Rumah Bonsai Indonesia (RUBI), sesuai semboyannya, terus "Berkarya tanpa batas berkreasi tanpa henti".
Kali ini, RUBI Cabang Kota Yogyakarta menggelar 'Festival Bonsai Nasional Piala Raja' di halaman barat Jogja Expo Center (JEC), mulai Selasa (22/2/2022) hingga Senin (28/2/2022).
Ketua Umum RUBI Prof. Zudan Arif Fakrulloh menyebutkan banyak sekali manfaat yang bisa dirasakan dengan berbudidaya dan berhobi bonsai.
"Tujuan utama kita berhobi harus hepi. Bermain bonsai harus berbahagia. Ini sejalan dengan semangat RUBI. Berkarya tanpa batas berkreasi tanpa henti. Terus memajukan perbonsaian Indonesia dengan penuh rasa suka cita. Ini menjadi semangat kita," tuturnya saat memberikan sambutan.
Yang menarik, kendati masih berusia muda--berdiri sejak 5 Oktober 2017--di bawah kepemimpinannya selama 5 tahun, RUBI sudah memiliki 52 cabang kepengurusan di seluruh Indonesia.
Pada kesempatan itu, Zudan memberikan mengapresiasi yang tinggi khususnya kepada Pemprov Daerah Istimewa Yogyakarta, Pemerintah Kota Yogyakarta dan sekitarnya, serta Pengurus RUBI Cabang Yogyakarta yang diketuai RM Jarot Nugroho Priyo Kusumo.
"Terima kasih kepada yang mewakili Pemkot Yogyakarta, Kabupaten Bantul, Sleman, Kulonprogo dan Kabupaten Gunungkidul, serta seluruh peserta Festival Bonsai Nasional Piala Raja yang diselenggarakan oleh RUBI Cabang Jogja," ujar Ketum RUBI Zudan Arif Fakrulloh.
Zudan juga tak lupa memberikan penghargaan yang tinggi kepada Pengurus RUBI Cabang Yogyakarta. "Terima kasih dan apresiasi yang besar kepada kawan-kawan atas penyelenggaraan Festival Bonsai yang sangat bagus sekali," kata Zudan. "Layout dan artistiknya bagus, pesertanya banyak yaitu 482 pohon bonsai dari seluruh Indonesia. Ini luar biasa."
Menurut Zudan, RUBI didirikan untuk memajukan perbonsaian di Indonesia. Untuk itu, dirinya pun mengajak siapa saja untuk menjadi anggota RUBI. Sebab, untuk menjadi anggota RUBI sangat mudah.
"Siapapun Anda, apakah Kolektor, pembudidaya bonsai, bahkan penggemar saja boleh menjadi anggota RUBI. Sambil nanti kita belajar bersama-sama untuk membuat bonsai, memajukan bonsai dan berwirausaha bonsai," kata Zudan.
RM Jarot Nugroho Priyo Kusumo, yang juga ketua penyelenggara Festival Bonsai Nasional Piala Raja mengungkap, penghobi bonsai memang memiliki keunikan tersendiri. Terkadang, mereka akan melakukan hal-hal di luar nalar, padahal bagi kebanyakan orang akan terasa menguntungkan.
“Jadi, ada penghobi, membuat bonsai dan berhasil sampai bonsainya ditawar sampai Rp 1,6 miliar. Ini sensitif sebenarnya karena sifatnya subjektif sekali. Tapi ya itulah, tidak dilepas karena merasa belum ingin saja. Ya inilah penghobi bonsai itu,” ungkapnya pada wartawan ketika berbincang sore.
Bonsai menurut Jarot, memang bisa memiliki harga yang tinggi. Hal itu dinilai wajar karena membuat bonsai membutuhkan effort yang luar biasa baik itu keahlian personal, ketelatenan maupun waktu yang begitu panjang.
“Bagaimana pohon di alam, kita tanam di pot dengan dimensi lebih kecil namun menyerupai aslinya di alam, dan terpenting hidup sehat. Ini yang sangat sulit dan membutuhkan waktu lama sehingga harga bonsai bisa sangat mahal,” sambung dia.
Di dunia perbonsaian, pohon diklasifikasikan dalam beberapa grade mulai pohon prospek, pohon silver, gold, platinum dan diamond. Pohon-pohon harus melewati tahapan demi tahapan untuk bisa mencapai grade tertinggi dan hal tersebut tidak mudah, tergantung keahlian dalam perawatannya.
“Jadi bisa pohon yang semula seharga miliaran Rupiah, kalau perawatannya tidak bagus, dijual Rp 100 juta saja tidak akan laku. Tidak mudah memang effort merawat bonsai ini, jadi memang harganya bisa tinggi namun subjektif sekali,” kata dia.
Festival Bonsai Nasional Piala Raja sendiri dilaksanakan dengan banyak kegiatan. Antara lain edukasi bonsai hingga jual beli seputar bonsai. (Red)
Post a Comment